Teori Motivasi Alderver : Teori kebutuhan ERG
ERG theory merupakan pengembangan dari teori hierarki kebutuhan milik Abraham Maslow. Jadi, pak Alderfer ini merasa jika ada kekurangan terhadap teori milik Pak Maslow. Teori hierarki kebutuhan milik Abraham Maslow ini tidak selalu ada dan urutan levelnya sendiri tidak selalu sama pada saat penerapannya. Dan juga tiap-tiap individu berasal dari kultur yang berbeda-beda sehingga kategori dan hierarki kebutuhannya juga cenderung berbeda-beda pula.
Maka dari itulah, Alderfer mencoba untuk memodifikasi teori tersebut. Piramida yang sudah dicetuskan oleh Maslow, yakni 5 hierarki kebutuhan lebih disederhanakan menjadi 3 kebutuhan utama manusia.
Ada 3 kebutuhan utama manusia sesuai dengan tingkatannya, yaitu Existance (keberadaan), Relatedness (hubungan relasi), dan Growth (pertumbuhan). Kalau disingkat menjadi teori ERG agar lebih mudah. Seperti apakah yang dimaksud dengan ketiga teori itu? kalau begitu mari kita bahas satu-persatu.
1. Existance (Keberadaan)
Existance atau kebutuhan keberadaan ini berkaitan dengan kebutuhan dasar keberadaan seseorang. Andai kebutuhan ini tidak ada, maka keberadaan kita akan berkurang, dan bahkan musnah. Kebutuhan keberadaan ini mencakup kebutuhan fisiologis dan kebutuhan rasa aman seperti pada teori Maslow.
Kebutuhan fisiologis mencakup sandang, pangan dan papan. Sedangkan pada kebutuhan rasa aman, yakni pemenuhan kebutuhan untuk menghilangkan rasa keterancaman dari luar. Untuk memenuhi kebutuhan rasa aman, maka dibentuklah aturan-aturan yang dapat mengelola perilaku manusia dengan sejumlah sanksi yang ada. Selain itu juga berbagai macam sistem untuk mencegah dari adanya dampak bencana alam juga dibentuk.
Coba saja bayangkan jika tidak ada aturan yang mengatur, tidak ada penegak hukum yang bertugas menangkap atau mengadili penjahat, pasti hidup kita tidak akan tenang dan selalu khawatir akan keselamatan diri sendiri. Mungkin takut akan di bunuh di jalan, di begal, di rampok, dan lain sebagainya.
Di dalam dunia bisnis juga harus diperhatikan. Seperti besar ukuran gaji, fasilitas yang harus diberikan karyawan, dan menjamin keselamatan karyawan juga harus dipikirkan. Tidak jarang perusahaan zaman sekarang yang juga memberikan fasilitas makan siang, atau makan sore kepada karyawan-karyawannya.
2. Relatedness (Hubungan Relasi)
Hubungan relasi seperti yang kita ketahui, adalah kebutuhan seorang individu untuk terus berhubungan atau berinteraksi dengan orang lain. Termasuk kebutuhan afeksi (kasih sayang dan perhatian), pertemanan (afiliasi), dan sosial.
Tiap-tiap orang pasti membutuhkan kasih sayang. Tua, muda, miskin, kaya, semuanya tidak ingin menjadi seorang penyendiri. Yah meskipun ada juga seorang introvert yang cenderung lebih suka sendirian sih, tapi tetap saja mereka membutuhkan perhatian di sekitarnya, namun intensitas perhatian yang dibutuhkan tidak sebanyak seseorang yang memiliki sifat ekstrovert.
So, pemberian perhatian kepada semua orang haruslah adil. Apabila menjadi seorang manajer misalnya, maka harus lah memberikan perhatian yang adil pada karyawan-karyawannya. Jangan pilih kasih dan menganak-emaskan karyawan yang lain. Jadi seorang guru juga demikian, karena seseorang yang kebutuhan hubungan relasinya kurang terpuaskan akan mengurangi performanya dalam beraktivitas, malas-malasan, hilang fokus, dan hal negatif lainnya.
3. Growth (Pertumbuhan)
Kebutuhan ini sama halnya dengan kebutuhan Aktualisasi diri dalam teori Maslow, yang menyatakan bahwa kebutuhan untuk terus beraktivitas dan produktif setiap saat terhadap diri sendiri atau pun disekitarnya. Orang yang Mencapai pada tahap ini merasa ingin terus beraktualisasi diri dan terus berprestasi supaya dapat berkembang menjadi lebih baik lagi daripada yang sebelumnya.
Rasa ingin berkontribusi dan ingin bermanfaat bagi orang lain terus bermunculan dan haus ingin dipenuhi. rasa ini cenderung muncul apabila tingkat kepuasan terhadap 2 kebutuhan sebelumnya sudah terpenuhi.
Kebutuhan pertumbuhan ini lebih bersifat abstrak jika dibandingkan dengan yang lain. Hal ini dapat kita lihat dari piramida kebutuhan milik Alderfer seperti di bawah ini. Semakin ke atas, semakin sulit untuk menilai value nya.
Berdasarkan teori Alderfer, ketiga kebutuhan itu bisa dilakukan secara simultan, alias bergerak beriringan. Dengan kata lain, hubungan tiap-tiap kebutuhan, baik growth, relatedness, dan existance ini bukanlah bersifat hierarki seperti teori hierarki kebutuhan Maslow.
Dalam piramida gambar diatas, digambarkan mekanisme kebutuhan, Frustation dan satisfaction. Hal ini dapat dijelaskan, jika seseorang mengalami frustasi, maka kemungkinan orang tersebut akan lebih memilih untuk memenuhi kebutuhan yang di bawahnya terlebih dahulu. Sedangkan apabila kebutuhan yang di bawah telah terpuaskan, atau tingkat kepuasannya cukup tinggi, maka kemungkinan besar orang tersebut akan mencoba untuk memenuhi kebutuhan di atasnya dan produktifitasnya juga akan meningkat.
Sehingga seorang manajer harus memperhatikan karyawannya dengan baik-baik supaya seluruh kebutuhan-kebutuhannya dapat terpenuhi. Ketiga-tiganya harus berusaha dipenuhi, karena berdasarkan teori ini, apabila manajer hanya berfokus pada satu kebutuhan saja, maka karyawan tidak akan termotivasi secara efektif.
Sumber :
https://perilakuorganisasi.com/teori-erg.html
Ruswanti, E., Rosita, A. R., Januarko, U. (2013) Aplikasi Teori Kebutuhan ERG Alderfer Terhadap Motivasi Karyawan Rumah Sakit Islam Hidayatullah Yogyakarta. Jurnal Forum Ilmiah Vol. 10 No. 2, pp. 165-171
Terima kak.. sangat membantu sekali
ReplyDelete